Cara menanam bibit padi memang kelihatan sederhana, tapi kalau asal-asalan, hasil panennya bisa jauh dari harapan, loh! Mulai dari persiapan lahan, pemilihan benih, sampai penanaman harus dilakukan dengan cermat.
Soalnya, bibit yang ditanam hari ini bakal jadi padi yang nanti digiling dan hasilnya masuk ke mesin pemecah kulit padi. Nah, biar gabahnya bernas dan kulitnya mudah terlepas waktu digiling, proses tanamnya harus benar sejak awal. Yuk, kita bahas langkah-langkahnya satu per satu!
Cara Menanam Bibit Padi
Kualitas gabah yang bagus tidak terjadi begitu saja, tetapi dimulai dari proses penanaman bibit padi yang tepat. Pemilihan benih, persiapan lahan, dan cara menanam harus diperhatikan agar hasil panen maksimal.
Jika ingin mendapatkan hasil terbaik saat proses penggilingan, penting untuk memahami teknik menanam bibit padi dengan benar. Yuk, ikuti langkah-langkah berikut ini!
1. Pilih Benih Padi yang Berkualitas untuk Menanam Bibit Padi
Langkah awal dalam cara menanam bibit padi adalah memilih benih unggul. Pilih benih yang bersertifikat, tahan penyakit, dan punya tingkat hasil tinggi. Kamu bisa pilih varietas seperti IR64, Inpari, atau Ciherang sesuai kondisi lahanmu.
Benih yang bagus biasanya tenggelam saat direndam air. Jadi, sebelum disemai, rendam dulu selama 24 jam, lalu tiriskan dan peram 2 hari sampai benih mulai berkecambah. Benih inilah yang nantinya siap disebar di lahan persemaian.
2. Siapkan Lahan Persemaian
Sebelum bibit di tanam di sawah utama, kamu harus punya lahan khusus buat semai. Olah tanahnya sampai halus dan bebas gulma. Jangan lupa, beri pupuk dasar seperti kompos atau pupuk kandang biar tanah subur.
Setelah itu, sebar benih secara merata dan tipis-tipis, lalu tutup tipis dengan tanah atau sekam. Siram rutin tiap pagi dan sore, dan dalam 20–25 hari bibit siap di pindah tanam.
3. Olah Sawah Utama dengan Baik
Lahan utama untuk penanaman padi harus di olah sampai halus dan rata. Gunakan traktor tangan atau alat tradisional sesuai kebutuhan. Setelah dibajak, lahan perlu direndam air selama beberapa hari agar lunak dan mudah ditanami.
Pengolahan yang baik membuat akar bibit tumbuh kuat dan nutrisi tanah lebih mudah di serap. Dan kalau tanamannya sehat, hasil gabahnya juga bagus saat masuk ke mesin pemecah kulit padi, loh!
4. Proses Menanam Bibit Padi dengan Pola Jajar Legowo
Setelah bibit siap, waktunya tanam di sawah. Gunakan sistem jajar legowo, yaitu memberi jarak antar tanaman sekitar 25 x 25 cm. Sistem ini bikin tanaman dapat sinar dan sirkulasi udara lebih baik, jadi hasil panennya bisa meningkat.
Setiap lubang tanam cukup di isi 2–3 batang bibit. Tanam dengan posisi tegak dan kedalaman sekitar 2–3 cm. Jangan terlalu dalam, karena bisa menghambat pertumbuhan.
5. Perawatan Setelah Tanam
Setelah bibit padi di tanam, jangan di tinggal begitu aja, ya! Rawat dengan menyiram atau menjaga irigasi tetap cukup, terutama pada minggu-minggu awal. Lakukan pemupukan awal setelah 7–10 hari tanam.
Selain itu, awasi hama seperti wereng, ulat, dan tikus. Kalau perlu, gunakan pestisida alami atau perangkap agar tanaman tetap aman sampai masa panen.
6. Panen dan Proses Pascapanen
Setelah 3–4 bulan, padi mulai menguning dan siap panen. Potong padi dengan sabit atau mesin panen, lalu gabahnya di pisahkan dari jerami. Nah, di sinilah peran mesin pemecah kulit padi di butuhkan untuk mengolah gabah menjadi beras siap konsumsi.
Kalau gabahnya sehat dan bernas, hasil gilingnya juga lebih putih dan tidak banyak patah. Inilah pentingnya memperhatikan proses tanam dari awal!
Kesimpulan
Gimana, ternyata cara menanam bibit padi itu banyak tahapannya, ya? Tapi tenang aja, semua langkah tadi bisa kamu lakukan asal telaten dan rajin. Dari pemilihan benih, semai, olah lahan, sampai penanaman harus kamu perhatikan.
Soalnya, kualitas panen nanti bakal memengaruhi hasil akhir yang keluar dari mesin pemecah kulit padi. Yuk, mulai tanam padi dengan cara yang benar, biar hasil panennya mantap dan menguntungkan!