Perbedaan SMPIT dan MTs sering membingungkan orang tua saat memilih sekolah Islam untuk anak. Meski keduanya berbasis nilai keislaman, keduanya punya pendekatan, kurikulum, dan pengelolaan yang berbeda.
Untuk itu, artikel ini akan membahas perbedaan mendasar antara SMPIT dan MTs agar Anda bisa menentukan sekolah yang paling sesuai dengan kebutuhan anak dan visi pendidikan keluarga.
1. Pengelolaan Sekolah
MTs (Madrasah Tsanawiyah) adalah sekolah formal yang dikelola langsung oleh Kementerian Agama (Kemenag). Kurikulum, pengawasan, hingga proses evaluasi semuanya mengacu pada kebijakan Kemenag.
Sebaliknya, SMPIT (Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu) dikelola oleh yayasan swasta dan berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Sekolah ini lahir dari kebutuhan akan pendidikan Islam modern yang menyatukan nilai-nilai Islam dengan kurikulum nasional.
2. Kurikulum dan Muatan Pelajaran
Perbedaan SMPIT dan MTs paling terasa dari sisi kurikulum.
MTs menerapkan kurikulum dari Kemenag yang menggabungkan pelajaran umum (IPA, IPS, Matematika) dengan pelajaran agama secara mendalam, seperti:
-
Fiqih
-
Aqidah Akhlak
-
Al-Qur’an Hadits
-
Bahasa Arab
-
Sejarah Kebudayaan Islam
Sementara itu, SMPIT menggunakan kurikulum nasional (Kurikulum Merdeka atau 2013) yang diperkaya dan diintegrasikan dengan pendidikan Islam. Misalnya, pelajaran IPA bisa dikaitkan dengan ayat-ayat Al-Qur’an, dan kegiatan sehari-hari siswa dibingkai dalam kebiasaan Islami.
Kegiatan tambahan di SMPIT biasanya meliputi:
-
Tahfiz Qur’an dan tilawah
-
Mentoring pekanan
-
Pembiasaan salat dhuha dan berjamaah
-
Pendidikan akhlak dan karakter Islami
3. Metode dan Pendekatan Pembelajaran
MTs umumnya menggunakan metode pengajaran yang lebih formal dan akademik. Penekanan utama ada pada penguasaan materi pelajaran dan hafalan. Beberapa MTs yang terintegrasi dengan pesantren juga memiliki sistem asrama dan kegiatan diniyah tambahan.
Sebaliknya, SMPIT mengedepankan pembelajaran yang lebih modern dan aktif. Metode seperti project-based learning, diskusi kelompok, dan pembinaan karakter menjadi bagian penting dari proses belajar-mengajar.
Siswa tidak hanya belajar di kelas, tapi juga diajak memahami nilai-nilai Islam secara praktis dalam kehidupan sehari-hari.
4. Lingkungan dan Suasana Belajar
SMPIT umumnya memiliki fasilitas yang lebih modern dan jumlah siswa per kelas yang lebih kecil, sehingga suasana belajar lebih kondusif dan terpantau.
MTs, terutama yang negeri, memiliki biaya lebih terjangkau karena didukung pemerintah. Namun, fasilitas dan kualitas lingkungan belajar bisa bervariasi tergantung lokasi dan pengelolaannya.
5. Biaya Pendidikan
Biaya pendidikan juga menjadi pembeda yang cukup mencolok.
-
SMPIT umumnya lebih mahal karena memiliki banyak program tambahan seperti tahfiz, karakter, hingga parenting untuk orang tua siswa.
-
MTs, terutama MTs negeri, lebih ringan karena mendapat subsidi dari pemerintah.
Namun, beberapa MTs swasta juga memiliki program unggulan dan biaya yang sebanding dengan SMPIT.
6. Lulusan dan Arah Pendidikan Selanjutnya
Lulusan MTs biasanya melanjutkan ke MA (Madrasah Aliyah), pondok pesantren, atau perguruan tinggi keislaman. Mereka memiliki dasar agama yang kuat dan terbiasa dengan struktur pendidikan klasik.
Sementara itu, lulusan SMPIT umumnya lebih fleksibel—siap melanjutkan ke SMA umum maupun SMA Islam. Mereka dibekali akhlak Islami, kecerdasan sosial, dan semangat berprestasi.
7. Rekomendasi Sekolah: SMPIT Al Khairaat
Jika Anda tertarik dengan konsep pendidikan Islam terpadu, SMPIT Al Khairaat bisa menjadi pilihan. Sekolah ini memadukan kurikulum nasional dan keislaman dengan pendekatan karakter yang kuat.
Lihat program lengkap dan pendaftaran di Link ini
Kesimpulan
Perbedaan SMPIT dan MTs mencakup aspek kurikulum, pengelolaan, metode, hingga biaya. Pilihan terbaik tentu tergantung pada karakter anak, visi keluarga, serta tujuan pendidikan yang ingin dicapai.
Apa pun pilihan Anda, pastikan sekolah yang dipilih dapat membentuk anak menjadi pribadi yang cerdas, berakhlak mulia, dan mencintai agamanya.